​

Semua orang tahu kalau bugil berarti telanjang. Tapi kalau BuGil? Ya, tetap telanjang.
​
Warung kopi ini dibuka perdana oleh @mas.budiono dan @ibuester pada hari Minggu, 5 Januari 2014 di sebuah garasi rumah dgn modal nekat. Adalah putra bungsu mereka David yg pertama kali mencetuskan kata BuGil sebagai singkatan dari "Bung Ragil" — ragil artinya bungsu. Karena Mas Budiono sendiri juga bungsu dari 7 bersaudara, maka kata BuGil ini dianggap cocok utk menamai warungnya. Jadilah: Warung Kopi BuGil.
​
Dalam kelanjutannya, per-BuGil-an ini ternyata mengandung filosofi yg tidak terlalu istimewa — yg sebetulnya sudah diketahui banyak orang, tp masih malu2 utk diungkapkan. Filosofinya, ya itu tadi: te-lan-jang.
​
Telanjang bisa berarti porno, bisa pula porno banget — terserah yg mengartikan. Yg jelas, seorang penyanyi bernama Ebiet pernah mengingatkan, "Kita harus telanjang dan benar-benar bersih, suci lahir dan di dalam batin." Kalau kita tidak mau telanjang, jangan2 ada sesuatu yg kita sembunyikan. Sesuatu yg benar-benar kotor. Yg tidak suci.
​
Ini bukan berarti orang yg nongkrong di Warung Kopi BuGil itu semua suci. Cuma, dgn bertelanjang diri, apa2 yg kotor akan terlihat sehingga dapat dibersihkan. Kalau yg kotor itu tak pernah terlihat, apanya yg mau dibersihkan? Jangan2 orang sebenarnya tidak kotor, tp hanya merasa dirinya kotor. Hanya merasa, tak tahu kenyataannya — karena tak pernah telanjang.
​
Kalau memang kotor, maka sudah sewajarnya dibersihkan. Tp perlu dilihat dulu bagian mana yg kotor. Jangan sampai kita membersihkan badan, padahal yg kotor adalah pikiran. Jangan sampai kita membersihkan pikiran, padahal yg kotor adalah badan. Kasihan otaknya nanti, ditaruh dengkul terus.
​
Jadi bukan badan saja yg perlu telanjang. Pikiran juga harus telanjang. Yg terakhir ini yg biasanya tidak disadari orang. Orang pikir telanjang itu cuma urusan badan, terus ujung-ujungnya pornografi. Lha bisa mikir begitu darimana? Itu mikir pakai otak atau pakai dengkul? Orang tidak pernah menanyakan ini pada dirinya sendiri. Tapi begitu orang mulai menanyakan ini pada dirinya sendiri, ia mulai menelanjangi pikirannya sendiri. Ia sudah siap untuk di-Bu-Gil-i.

​Kembali ke laptop →​